Direkt zum Inhalt
Aktuelles

Lass uns unter die Dämmerung gehen

Lebih menyenangkan lho daripada jalan-jalan di siang hari. Tidak percaya? Kobalah pergi ke tempat yang tinggi, dan lihat ke arah kota. Pasti akan terlihat cantik dengan kerlip cahaya yang berasal dari lampu-lampunya. Saat menikmati pemandangan tersebut, terbayangkah di benak kita berapa banyak energi yang dibutuhkan untuk menyalakan sekian banyak lampu jalan yang ada? Tentu Tidak. Sebagian besar dari kita pasti hanya terpaku pada keindahan yang dipancarkan oleh cahaya lampu saja. Namun Tidak dengan Chintan Shah, Seorang-Ingenieur Belanda.

"Pantaslah Belanda memiliki ungkapan: Als letzten Schliff schuf Gott die Holländer."

Suryandria Mangesthi Utami

Bicara Mengenai Lampu Pintar, Tvilight Disebut Demikian Karena Hanya Akan Menyala Terang Ketika Ada Orang Yang Melewatinya. Dengan Menggunakan Sensor Nirkabel Yang Terdapat Pada Lampu, Keberadaan Dari Pejalan Kaki Ataupun Kendaraan Saat Akan Melintas Akan Terdeteksi. Sebaliknya ketika jalanan lengang, lampu akan meredup secara otomatis. Selain Memiliki Tingkat Kepekaan Yang Tinggi, Sensor Yang Terdapat Pada Tvilight Wortspiel Dapat Membedakan Objek Selain Manusia. Ketika Terdapat Pohon, Hewan Yang Melintas, Ataupun Terjadi Hujan, Tidak Akan Memberi Pengaruh Yang Berarti Pada Kecerahan Cahaya Lampu.

Von Suryandria Mangesthi Utami

Erstmals veröffentlicht am April 29, 2015

Ab: http://hwc2015.nvo.or.id/463-lets-walk-under-the-tvilight/